Jatim Darurat Food Waste: Ironi di Balik Mahkota Puteri Indonesia di Miss Supranational
Indonesia, 2024 – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan masalah food waste terbesar di Asia Tenggara. Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Food Waste Index 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 20,93 juta ton sampah makanan setiap tahun (Haryanti, 2023). Angka ini menjadikan Indonesia negara dengan produksi sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah China, sebagaimana dilaporkan oleh The Economist dalam studi berjudul "Fixing Food: Toward a More Sustainable Food System" (2011).
Visualisasi ini akan menampilkan kondisi jumlah sampah (food waste) di Jawa timur tahun 2019 hingga 2023 serta upaya penanggulangannya.
Sampah makanan di Indonesia tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga berdampak signifikan terhadap ekonomi. Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan bahwa produksi sampah makan di Indonesia sekitar 23-48 juta ton setara dengan 115-184 kg sampah perorang dan kerugian ekonomi hingga Rp 551 triliun setiap tahunnya, setara dengan 4-5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut (katadata.co.id, 2024). Kerugian tersebut bisa memberi makan kepada 125 juta penduduk. Selain itu, sampah makanan juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, penggundulan hutan, dan degradasi lahan, serta memperparah masalah kekurangan gizi dan kelaparan (croplifeindonesia.or.id, 2024).
Top 10 Provinsi Produksi Sampah tertinggi di Indonesia
Menurut data terbaru dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2023, Jawa Timur adalah provinsi dengan timbunan sampah tertinggi di Indonesia, mencapai 4,90 juta ton. Jawa Tengah dan Jawa Barat mengikuti di posisi kedua dan ketiga dengan timbunan sampah masing-masing 4,50 juta ton dan 4,09 juta ton. DKI Jakarta berada di posisi keempat dengan 3,14 juta ton sampah, sementara Banten, Sumatera Utara, dan Bali juga mencatatkan angka signifikan.
Tren Produksi Sampah di Jawa Timur 2019-2023
Produksi sampah di Provinsi Jawa Timur menunjukkan fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, timbunan sampah mencapai 14.832 ton per hari. Angka ini menurun menjadi 10.541 ton per hari pada tahun 2020, namun kembali naik pada tahun 2021 menjadi 11.148 ton per hari. Pada tahun 2022, produksi sampah melonjak hingga 15.389 ton per hari sebelum akhirnya menurun menjadi 13.417 ton per hari pada tahun 2023. Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih membutuhkan ide-ide cemerlang untuk mengurangi jumlah sampah lewat terobosan seperti bank sampah, program edukasi dan sosialisasi dan inisiatif lainnya.
Komposisi Sampah dan Pengelolaan di Jawa Timur
Data persentase komposisi sampah di Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa sisa makanan merupakan jenis sampah terbesar, mencapai 52,38%. Plastik berada di posisi kedua dengan 15,21%, diikuti oleh kayu dan ranting sebesar 10,29%, serta kertas dan karton sebesar 9,99%. Kategori lainnya, termasuk kain, logam, karet dan kulit, serta kaca, memiliki persentase yang lebih kecil: sampah kain 1,93%, logam 1,67%, karet dan kulit 1,65%, serta kaca 1,54%. Grafik di bawah ini menggambarkan distribusi persentase komposisi sampah, menekankan dominasi sisa makanan dan pentingnya pengelolaan sampah plastik.
Timbulan Sampah dan Pengelolaan Sampah di Kota / Kabupaten Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan timbulan sampah di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatat jumlah sampah tertinggi dengan 657.017 ton dengan persentase sampah terkelola sebesar 99,09%. Daerah lainnya seperti Kabupaten Malang juga menyumbang jumlah produksi sampah yang signifikan, mencapai 352.927 ton dengan persentase sampah terkelola sebesar 53,54%. Menariknya terdapat perbedaan signifikan terkait rata-rata persentase sampah terkelola antara daerah kota atau kabupaten yang secara berturut-turut sebesar 94,50% dan 46,63%. Hal ini perlu perhatian pemerintah provinsi terkait strategi pengelolaan sampah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah termasuk peningkatan infrastruktur maupun ketersediaan bank sampah.
Upaya Penanggulangan Sampah di UNAIR
Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai Instansi Perguruan Tinggi Negeri di Kota Surabaya Jawa Timur selalu berupaya ikut serta dalam upaya penanggulangan sampah makanan (lihat : www.unair.ac.id). Pada tahun 2022, UNAIR menghasilkan 73 ton sampah makanan. Dalam upaya untuk mengelola sampah ini, UNAIR menerapkan pendekatan berkelanjutan dengan mengolah sampah makanan di Rumah Kompos. Sampah makanan ini digunakan untuk pemupukan tanaman dan pakan ternak, yang tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang tetapi juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah ramah lingkungan (lihat : www.impact.unair.ac.id/sdg2/).
Aksi Nyata Putri Indonesia lewat Ajang Miss Supranational
Kemenangan Puteri Indonesia Harashta Haifa Zahra di Miss Supranational pada 6 Juli 2024 menarik perhatian dunia. Sebagai aktivis lingkungan dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik lingkungan, Zahra membawa misi pengurangan pemborosan makanan melalui advokasinya yang dikenal sebagai ‘Mother of Nature’. Dalam advokasinya, Zahra mempromosikan pemisahan sampah, mendidik masyarakat tentang pentingnya mengurangi pemborosan makanan, dan mendorong konsumsi yang sadar untuk mencegah kelebihan dan pemborosan. Aksi nyata dan komitmennya dalam isu lingkungan ini menjadikannya sebagai wakil Indonesia pertama yang berhasil meraih mahkota Miss Supranational, sebuah ajang yang telah diadakan sejak tahun 2009.
Solusi Pengelolaan Sampah di Jawa Timur
- Peningkatan Infrastruktur Pengelolaan Sampah: Membangun fasilitas pengolahan sampah yang lebih modern dan efisien.
- Program Edukasi dan Sosialisasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
- Kolaborasi dengan Sektor Swasta: Melibatkan perusahaan dalam program pengurangan dan daur ulang sampah.
- Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Sampah: Mengadopsi teknologi terbaru untuk pengolahan dan daur ulang sampah.
- Pembentukan Bank Sampah: Membuat fasilitas untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah secara lokal.
- Pembentukan Bank Sampah: Memperluas penggunaan rumah kompos untuk mengolah sisa makanan dan bahan organik.
0 komentar:
Posting Komentar